MAKALAH PENGAWASAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Evaluasi Pendidikan, Motivasi Supervisor dan Supervisor sebagai Tugas Metanoiac
Di
Ampu: Asep Darmawan M.Pd
Oleh
:
Nina
Nurhasanah
NIM
:
2122.1.1.0788
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MUHAMMADIYAH
GARUT
Tahun
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga penulis Dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Evaluasi Pendidikan, Motivasi Supervisor dan Supervisor sebagai Tugas
Metanoiac”
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telahmembantu penulis.
Dalam membuat
makalah ini dan teman-teman yang telah memberimotivasi dan dorongan serta semua
pihak yang berkaitan sehingga penulis dapatmenyelesaikan makalah dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapatkesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran darisemua pihak demi perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang.
Bungbulang, 14 November 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................i
DAFATR
ISI...............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................1
A.
Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................2
C.
Batasan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...…..3
A. Evaluasi
Pendidikan…………………………..................................................3
B. Motivasi
Supervisor..........................................................................................5
C. Supervisor
sebagai Tugas
Metanoiac................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
B. Kritik
dan Saran .............................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja
dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan
untuk meningkatkankualitas sumber daya
manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan
kualitassumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di
sekolah. Dalam usahameningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponensumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan
terusmenerus.Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan
prajabatanmaupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di
lembaga pendidikan terlatih dengan baik
dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perluterus pertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan
fungsinya secara potensial. Selain itu
pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk
terus-menerus belajar menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat
mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu
mengembangkan potensinya secara professional.
Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansidari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru.
Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas
yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan
kompetensi yangdimiliki, baik kompetensi
personal, professional, maupun kemasyarakatan dalamselubung aktualisasi kebijakan pendidikan.Hal tersebut
lantaran guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai
dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut
kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.
B. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan agar penulis dapat mengetahui dan mengerti tentang
Evaluasi Pendidikan, Motivasi Supervisor
dan Supervisor Sebagai Tugas etanoiac.
C. Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang kami angkat menjadi pembahasan makalah ini adalah mengenai tentang
Evaluasi Pendidikan, Motivasi Supervisor dan
Supervisor sebagai Tugas Metanoiac?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
Pendidikan
Pengertian
evaluasi pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara sistematis, terarah dan
terencana dalam upaya mengetahui sampai
sejauh mana terjadi perubahan perilaku pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
sehingga guru dapat Menentukan tindakan
yang tepat. Karena kegiatan yang sistematis dan terencana, maka kegiatan evaluasi tidak bisa dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan evaluasi didasarkan dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampai memberikan instrumen evaluasi namun
tidak mengarah pada isi pembelajaran yang telah dilakukan.
Sudijono (1996: 7) menjelaskan bahwa secara umum ada
tiga Fungsi evaluasi, yaitu untuk :
(a) Mengukur
kemajuan,
(b)
Menunjang penyusunan rencana, dan
(c) Memperbaiki
atau melakukan penyempurnaan kembali.
Ketiga fungsi tersebut saling terikat satu
dengan yang lainnya. Pada poin mengukur
kemajuan, data penilaian juga bisa menjadi bahan untuk melihat kekurangan dan kelemahan peserta
didik dalam pembelajaran. sehingga bisa menjadi bahan dan dasar untuk menyusun
perencanaan Untuk melakukan perbaikan
maupun remediasi untuk menyempurnakan pemahaman
bagi yang masih belum paham.
Sudijono (1996: 16-17) menyatakan bahwa
secara umum tujuan Evaluasi belajar
adalah untuk :
(a) Menghimpun
bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami oleh para peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu;
(b)
Mengetahui tingkat efektivitas dari
metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. manfaat pelaksanaan evaluasi
pendidikan memberikan kemudahan dalam menentukan
keputusan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Hasil pembelajaran yang telah dilakukan akan
menjadi dasar dalam menentukan metode, media serta konsep belajar yang tepat
untuk peserta didik.
Melalui evaluasi
didapatkan gambaran kualitas proses pembelajaran yang telah Dilakukan. Evaluasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran juga tidak terbatas pada peserta
didik, namun juga untuk evaluasi bagi guru sendiri. Sejauh mana pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru dapat memberikan hasil yang maksimal.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN
Karena
pelaksanaan evaluasi yang penting untuk proses belajar selanjutnya, maka diperlukan
prinsip-prinsip evaluasi yang harus dilakukan. Agar hasil evaluasi memberikan
data yang valid untuk perubahan pembelajaran yang diperlukan.
Menurut Daryanto (2005: 19-21) terdapat
beberapa prinsip yang perlu memperhatikan dalam melakukan evaluasi, yaitu
keterpaduan, keterampilan peserta didik,
koherensi, pedagogis, dan akuntabilitas.
a. Keterpaduan
Keterpaduan
dalam pelaksanaan evaluasi dimaksudkan adanya kesesuaian antara tujuan pembelajaran, media, metode
pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan.
b. Keterampilan
peserta didik
Keterampilan
peserta didik berkaitan dengan keterlibatan aktif mereka dalam Proses pembelajaran. Sehingga pelaksanaan
evaluasi menjadi lebih maksimal. Guru Juga harus memberikan informasi penilaian
kepada siswa agar mereka juga merasa
dihargai.
c. Koherensi
Pelaksanaan
evaluasi harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampai soal evaluasi
pembelajaran tidak mengarah pada materi dan
ranah kemampuan peserta didik.
d. Pedagogis
Hasil
evaluasi dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi peserta didik untuk Pembelajaran berikutnya. Walaupun hasilnya
belum maksimal, namun kita bisa memberikan
semangat dan motivasi bagi peserta didik agar tetap termotivasi untuk belajar. Salah satunya tetap memberikan
kesempatan untuk memperbaiki hasil
evaluasi yang telah dilakukan.
e. Akuntabilitas
Hasil
evaluasi dapat digunakan pembuatan laporan pelaksanaan pembelajaran. Hasil ini juga nanti akan sangat diperlukan
jika peserta didik mengalami permasalahan
tidak naik kelas. Sehingga data-data hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat menjadi pelaporan bagi orang
tua atau siapa pun yang telah berkepentingan
dalam proses permasalahan tersebut.
B.
Motivasi
Supervisor
1.
Pengertian
Motivasi Supervisor
Motivasi
supervisor adalah sesuatu yang menjadi dorongan bagi Pengawas satuan
pendidikan/sekolah sebagai pejabat fungsional
yang berkedudukan untuk melaksanakan teknis dan melakukan pengawasan pendidikan
terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Adanya seorang supervisor di suatu sekolah atau satuan pendidikan
memang sangat diperlukan, hal ini dikarenakan adanya beberapa kekurangan dan
kesenjangan yang dialami oleh beberapa guru yang masih memerlukan berbagai
bimbingan secara kontinu demi memajukan pendidikan dan pengajaran yang
dijabatnya.
Jabatan
supervisor dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas lainnya yang telah
ditunjuk pemerintah, baik dari kabupaten, provinsi, maupun dari pusat, yang
keseluruhannya adalah untuk mencapai target standar nasional pendidikan, dan
menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh.
2. Tanggung
Jawab Supervisor
Yang
pertama, harus mampu memotivasi. Tidak dalam bentuk ceramah atau
nasihat-nasihat belaka. Motivasi yang diperlukan adalah yang berbentuk nyata
alias konkret. Ia seyogyanya mampu membuat program sederhana yang memotivasi
atau sekedar memimpin diskusi dengan hangat; atau bersedia menjadi ‘rekan
curhat’ permasalahan yang dialami bawahannya. Saya teringat bukunya Patrick
Lencioni yang berjudul The Three Signs of a Miserable Job. Disana ada kisah
tentang seorang pria bernama Brian Bailey yang membuat beberapa program
sederhana namun berefek dahsyat bagi seluruh anak buahnya. Ia memimpin sebuah
tim kecil dalam sebuah restoran hingga terbentuk iklim kerja yang luarbiasa.
Anda perlu membaca buku tersebut.
Sifat
yang kedua adalah empati yang benar. Sebagai contoh bila ia mengetahui ada anak
buahnya yang rajin tiba-tiba mlungker tidak memiliki semangat kerja maka ia
akan memanggilnya kedalam ruangan dan menanyakan kenapa, bukan malah menegur
atau memarahinya. Empati yang benar berarti memberikan jawaban atau kata-kata
yang tepat untuk membangkitkan kembali gairah kerja. Jangan sampai ada anak
buah yang mengeluh karena istrinya kabur dibawa lari seorang jutawan tampan, eh
Anda malah mengatakan dengan santai : “Well, ambil sisi baiknya, saya yakin
saat ini istrimu lebih bahagia. Sekarang saya mohon kembalilah bekerja dengan
semangat”.[13]
Terakhir,
sifat ketiga yang harus dimiliki Supervisor masa kini adalah menginginkan
segala sesuatunya berjalan lebih baik. Kata ‘lebih baik’ sengaja saya garis
bawahi sebab disitulah poin utama dari sifat ini. Supervisor ‘jadul’ mayoritas
beranggapan kalau dirinya sudah menjadi pengawas yang baik bila segala hal yang
menjadi tanggungjawabnya berjalan lancar. Apapun hal itu : proses produksi,
jadwal penyaluran, sistem keamanan, alur kerja operasional, dsb yang berjalan
lancar dan baik biasanya menjadi standar untuk dipenuhi. Memang benar kalau
memastikan segalanya berjalan lancar dan baik adalah tugas dan kewajiban Anda,
tapi di masa sekarang itu saja tidaklah cukup. Anda harus memiliki mindset
‘lebih’ dalam bekerja. Tekad dan performance yang Anda tampilkan haruslah
bagaimana segala sesuatunya berjalan lebih baik, lebih lancar, lebih aman,
lebih efektif, lebih efisien, lebih cepat, lebih teratur, lebih mudah, dan
‘lebih-lebih’ lainnya. Untuk membuat sesuatu memiliki nilai lebih tidaklah
harus memerlukan biaya yang besar. Terkadang bahkan tidak memerlukan biaya.
Barangkali hanya dengan mengubah kebiasaan atau pola kerja yang sudah ada.
Sederhana? Ya. Mudah? Belum tentu. Berpikir untuk mengupayakan sebuah keadaan
berubah menjadi lebih baik memang tidak mudah, tetapi segala kemudahan yang
tersedia tidak akan membuat kondisi menjadi lebih baik kalau kita tidak pernah
memulai untuk memikirkannya.[14]
3. Supervisi
Sebagai Motivator
Supervisor yang kompeten
adalah yang melaksanakan kewajibannya secara efektif. Untuk itu perlu memiliki
kompetensi-kompetensi (kemampuan) berikut :
a. Supervisor
harus orang yang beragama,agama membuat supervisor selalu ingat bahwa diatasnya
masih ada yang berkuasa.Dengan demikian,supervisor akan mawas diri.
b. Supervisor
harus berperi kemanusiaan,ia tidak kejam,harus bisa merasakan perasaan orang
lain dan bertindak manusiawi.
c. Supervisor
harus berperasaan sosial,ia harus membantu orang,ia harus menyampaikan ilmunya
kepada orang lain,ia tidak boleh berpendirian “saya tidak akan memberitahu
seluruhnya,yang ini saya simpan untuk sendiri “,ia juga harus rela bahwa suatu
waktu lebih pandai darinya.
d. Supervisor
harus bertindak demokratis, artinya harus terbuka, memberikan kesempatan kepada
orang lain mengemukakan pendapatnya. Supervisor harus mendengarkan pendapat
orang lain. Supervisor harus sadar bukan hanya dia yang berhak mempunyai
pendapat, tetapi orang lain juga. Supervisor harus menerima kenyataan bahwa ada
kalanya pendapatnya tidak diikuti, tetapi sebagai supervisor ia tidak dapat
selepasnya melepas tanggung jawabnya.
e. Supervisor
harus memiliki kepribadian yang simpatik artinya orang senang bertemu dan
berbicara dengannya.Pada air mukanya dan gerak-geriknya dapat dilihat dan
dirasakan bahwa ia senang didatangi.
f.
Supervisor harus terampil dan
komunikasi,artinya teknik berkomunikasi harus dikuasainya,karena komunikasi
merupakan titik tolak bagi pelaksanaan supervisi.Tidak adakomunikasi,berarti
tidak ada kemungkinan berinteraksi,tidak ada interaksi kemungkinan tidak ada
bawahan (Supervisi yang disupervisi) yang menerima secara sukarela pendapat
supervisor.
4. Prinsip
Motivasi Supervisor
Seorang supervisor dalam
melakukan supervisi sebagai tugas harus memperhatikan dan mampu menerangkan
hasil penemuan (riset) Sedangkan menurut Sahertian,[15]prinsip supervisi dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Prinsip
Ilmiah (Scientific): Kegiatan supervisi
dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat
perekam data,seperti angket,observasi,percakapan pribadi,dan seterusnya. Setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara
sisitematis,berencana dan kontinyu.
b. Prinsip
Demokratis: Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru didasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan hangat,sehingga guru merasa aman dalam menjalankan
tugasnya.
c. Prinsip
kerja sama: Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilahnya supervisi
sharing of idea,sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi
guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama
d.
Prinsip Kontruktif dan Kreatif: Setiap
guru merasa termotivasidalam mengembangkan kreasi dan potensi jika
supervisi mampu menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara yang menakutkan.
C. Supervisi sebagai tugas Metanoiac
Supervisor
sebagai pemimpin metanoiac Supervisor mempunyai tanggung jawab terhadap
kepemimpinannya dan mempunyai suatu wewenang untuk melakukan suatu kegiatan
supervisi. Dalam melakukan tugas supervisi seorang Supervisor membina dan
membantu guru dalam memberikan penjelasan mengenai program-program operasional
agar mudah dimengerti. Supervisi sebagai usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru dan sekolah secara individual
maupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran. Supervisi sebagai suatu teknik pelayanan yang mempunyai tujuan
utama yaitu mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktorfaktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Pengertian
supervisi disimpulkan sebagai suatu usaha untuk menstimulasi para guru agar
termotivasi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Supervisi juga merupakan
langkah evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar, sehingga para guru yang
kinerjanya kurang perlu diadakan perbaikan, dan yang sudah baik dapat
diteruskan dan ditingkatkan. Kemampuan supervisi kepala sekolah cenderung
kepada kemampuan kepala sekolah dalam merangsang, membimbing dan mendorong para
guru agar meningkatkan profesionalitasnya dalam bentuk aktivitas berupa
tindakan partisipatif bersama-sama para guru, menyelesaikan inovasi yang sesuai
untuk diterapkan di sekolah, membantu kesulitan para guru menggunakan strategis
perencanaan dalam melaksanakan tugas, dan membantu para guru dalam menyebarkan
kebiasaan baru yang dipercaya mampu membawa perubahan positif bagi sekolah.
Selama ini guru melihat kepala sekolah sebagai pemimpin sekaligus seorang
supervisor yang harus dihormati/dijunjung tinggi, sikap seperti ini nampak pada
waktu kegiatan pelaksanaan supervisi. Seorang kepala sekolah yang sedang
melakukan kegiatan supervisi dikenal seperti polisi sekolah, sehingga
memunculkan rasa ketakutan, keminderan para guru yang pada akhirnya akan
berdampak pada kinerja guru. Sebagian besar persepsi guru mengatakan bahwa
seorang kepala sekolah secara administrasi adalah pemimpin dan yang berhak
melakukan kegiatan supervisi. Secara yuridis keorganisasian guru berada di
bawah pengawasan kepala sekolah. Meskipun demikian, dalam suatu instansi
pendidikan, kepala sekolah tidak akan bisa bekerja memajukan lembaganya
manakala tidak ada guru dan mungkin akan berlaku sebaliknya guru tidak akan
bisa harmonis kalau tidak ada yang memimpin dan mengarahkan.
Kegiatan
supervisi yang dilakukan kepala sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan para guru
agar mempunyai kinerja yang baik dalam menjalankan semua tugas dan tanggung
jawabnya kepada Masyarakat dan kepada Allah Swt. Masih terdapat sorotan
masyarakat, bahwa masih banyak guru sebagai tenaga pendidik bertindak kurang
profesional, terutama berkaitan dengan keberhasilan kinerja guru yang belum
maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dari dua belas kompetensi guru yang
seharusnya dikuasai dan dijalankan oleh para guru banyak yang belum terpenuhi,
seperti penguasaan guru tentang landasan pendidikan masih kurang, dan belum
seluruhnya guru yang bisa menafsirkan dan mempublikasikan hasil-hasil
penelitian, dan sebagainya.
Dalam
kaitan peran kepemimpinan supervisor, banyak hasil-hasil studi yang menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi merupakan faktor
yang berhubungan dengan produktifitas dan efektifitas organisasi
bila Gagal Klik Unduh file
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi
kemampuan professional guru mutlak diperlukan
Sejalan diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang Pendidikan. Kemampuan
professional guru akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen
yang tinggi dalam mengelola interaksi
belajar-mengajar pada tataran mikro, danmemiliki kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu
pendidikan pada tataran makro. salah satu upaya peningkatan profesional guru
adalah melalui supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi pengajaran perlu
dilakukan secara sistematisoleh kepala
sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaankepada guruguru agar
dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Dalam
Pelaksanaannya, baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam peningkatankinerja
guru dan kinerja sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar observasi yang berupa alat penilaian
kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk
mensupervisi kinerja sekolah dilakukan dengan mencermati bidang Akademik,kesiswaan, personalia, keuangan,
sarana dan prasarana, serta Hubungan masyarakat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Supandi, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, Universitas Terbuka dan Dirjen
Pembinaan dan
Kelembagaan Agama Islam. Jakarta. 1990.
Drs. Fuadudin dan Sukama Karya,
Pengembangan dan inovasi kurikulum, Dirjen Pembinaan
Dan Kelembagaan Agama Islam dan
Universitas Terbuka. Jakarta.1996
http://borneoneo.wordpress.com/2008/09/16/tujuan-dan-fungsi-supervisi/
0 Response to "MAKALAH PENGAWASAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN"
Post a Comment